Saya
berterima kasih atas kata-kata baik Uskup Agung Scicluna atas namamu, tetapi
saya benar-benar orang yang seharusnya berterima kasih kepadamu! Terima kasih
banyak!
Saya ingin
menyampaikan terima kasih saya kepada Presiden dan penguasa sipil Republik Malta,
kepada saudara saya para Uskup, kepadamu, para imam, para pelaku hidup bakti,
dan kepada semua warga dan umat beriman Malta dan Gozo yang terkasih atas
kehangatan dan kasih sayangmu. Selamat datang. Petang ini, saya akan bertemu
dengan beberapa saudara-saudari migran kita, dan kemudian tiba saatnya untuk
kembali ke Roma. Saya akan membawa kembali banyak kenangan tentang peristiwa
dan percakapan hari ini. Terutama, saya akan mengingat banyak wajahmu, serta
wajah Malta yang bercahaya dan banyak gerakan yang baik! Saya berterima kasih
kepada semua orang yang bekerja sangat keras untuk mempersiapkan kunjungan ini,
dan dengan hormat saya menyapa saudara-saudari kita dari berbagai denominasi
dan agama Kristiani yang telah saya temui hari ini. Saya meminta kamu semua
untuk mendoakan saya, seperti yang saya lakukan kepadamu. Marilah kita saling
mendoakan.
Kepulauan ini
menghirup rasa Umat Allah. Semoga kamu terus melakukannya, sadar bahwa iman
tumbuh dalam sukacita dan dikuatkan dalam memberi. Jalinlah hubungan lebih
lanjut dalam rantai kekudusan yang telah menyebabkan begitu banyak orang Malta
mengabdikan hidup mereka dengan antusias kepada Allah dan sesama. Saya
memikirkan, misalnya, Dun orġ Preca, yang dikanonisasi lima belas tahun yang
lalu. Akhirnya, saya ingin mengucapkan sepatah kata kepada kaum muda, yang
merupakan masa depanmu. Para sahabat muda yang terkasih, saya ingin membagikan
kepadamu hal terindah dalam hidup. Apakah kamu tahu apa itu? Sukacita
memberikan diri kita sepenuhnya dalam kasih, yang membuat kita bebas. Sukacita
itu memiliki sebuah nama : namanya adalah Yesus. Saya mengharapkanmu indahnya
jatuh cinta kepada Yesus, yang adalah Allah belas kasihan - kita mendengar ini
dalam Bacaan Injil hari ini - dan yang percaya kepadamu, bermimpi bersamamu,
mengasihi hidupmu dan tidak akan pernah mengecewakanmu. Majulah selalu bersama
Yesus, bersama keluargamu dan bersama Umat Allah; jangan lupakan akarmu.
Berbicaralah dengan orang tuamu, berbicaralah dengan kakek-nenekmu,
berbicaralah dengan kaum tua!
Semoga Tuhan
menyertaimu, dan Bunda Maria menjagamu. Marilh kita sekarang berdoa kepadanya
untuk perdamaian, saat kita memikirkan tragedi kemanusiaan yang terjadi di
Ukraina yang dilanda perang, yang terus dibombardir dalam perang yang
mencemarkan kekudusan. Semoga kita tidak kenal lelah dalam berdoa dan
memberikan bantuan kepada mereka yang menderita. Damai sejahtera senatiasa
besertamu!
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 3 April 2022)