Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 8 Juni 2022 : KATEKESE TENTANG USIA TUA (BAGIAN 12)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Di antara tokoh-tokoh tua yang paling bersangkut-paut dalam keempat Injil adalah Nikodemus - salah seorang pemimpin agama Yahudi - yang, ingin mengenal Yesus, pergi kepada-Nya di malam hari, meskipun secara diam-diam (bdk. Yoh 3:1-21). Dalam percakapan antara Yesus dan Nikodemus, inti pewahyuan Yesus dan perutusan penebusan-Nya muncul ketika iia berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (ayat 16).

 

Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa untuk "melihat kerajaan Allah", seseorang perlu "dilahirkan kembali dari atas" (bdk. ayat 3). Hal ini tidak berarti memulai dari awal, mengulangi kedatangan kita ke dunia, berharap reinkarnasi baru akan membuka kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Mengulang hal itu tidak masuk akal. Sebaliknya, meniadakannya seolah-olah merupakan percobaan yang gagal, nilai yang telah kadaluwarsa, kehampaan yang tersia-siakan, akan mengosongkan seluruh makna kehidupan yang telah kita jalani. Tidak, bukan itu maksudnya dilahirkan kembali yang dibicarakan Yesus. Dilahirkan kembali adalah sesuatu yang lain. Kehidupan ini berharga di mata Allah – kehidupan ini mengenali kita sebagai makhluk yang dikasihi dengan lembut oleh Allah. “Kelahiran dari atas” ini yang memungkinkan kita untuk “masuk” ke dalam kerajaan Allah adalah suatu generasi dalam Roh, suatu perjalanan melalui air menuju tanah perjanjian dari suatu ciptaan yang didamaikan dengan kasih Allah. Kelahiran kembali dari atas berkat rahmat Allah. Bukan dilahirkan kembali secara fisik di lain waktu.

 

Nikodemus salah memahami kelahiran ini dan mempertanyakannya dengan menggunakan usia tua sebagai bukti ketidakmungkinannya : manusia pasti menjadi tua, impian awet muda mundur secara teratur, puncaknya adalah takdir setiap kelahiran pada waktunya. Bagaimana orang bisa membayangkan nasib yang berbentuk kelahiran? Inilah cara Nikodemus berpikir dan ia tidak dapat menemukan cara untuk memahami kata-kata Yesus. Apa sebenarnya kelahiran kembali ini?

 

Keberatan Nikodemus sangat mengandung pelajaran bagi kita. Pada kenyataannya, kita dapat membalikkannya, dalam terang sabda Yesus, dengan menemukan perutusan yang sesuai dengan usia tua. Memang, menjadi tua tidak hanya bukan halangan untuk dilahirkan dari atas yang dibicarakan Yesus, tetapi menjadi waktu yang tepat untuk meneranginya, memisahkannya dari penyamaan dengan harapan yang hilang. Zaman dan budaya kita, yang menunjukkan kecenderungan mengkhawatirkan menganggap kelahiran seorang anak sebagai masalah sederhana produksi dan reproduksi biologis manusia, menumbuhkan mitos awet muda sebagai obsesi yang sangat menyedihkan dengan tubuh yang tidak dapat rusak. Mengapa usia tua tidak dihargai dalam banyak hal? Karena kelahiran adalah bukti tak terbantahkan dari akhir mitos ini, yang membuat kita ingin selalu kembali ke rahim ibu untuk selalu kembali dengan tubuh yang masih muda.

 

Teknologi terpesona oleh mitos ini dalam segala hal. Seraya menunggu kekalahan maut, kita bisa menjaga tubuh tetap hidup dengan obat-obatan dan kosmetik yang memperlambat, menyembunyikan, meniadakan usia tua. Secara alami, kesejahteraan adalah satu hal, mitos yang memeliharanya adalah hal lain. Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa kerancuan di antara keduanya menciptakan kerancuan mental tertentu dalam diri kita. Merancukan kesejahteraan dengan memelihara mitos awet muda. Semuanya dilakukan untuk selalu memiliki masa muda ini – begitu banyak riasan, begitu banyak campur tangan bedah untuk tampil muda. Kata-kata bijak aktris Italia, [Anna] Magnani, muncul di benaknya, ketika orang-orang mengatakan kepadanya bahwa ia harus menghilangkan kerutan dan ia berkata, “Tidak, jangan sentuh kerutan tersebut! Butuh bertahun-tahun untuk memilikinya – jangan sentuh kerutan tersebut!” Inilah yang dimaksud kerutan : tanda pengalaman, tanda kehidupan, tanda kedewasaan, tanda telah melakukan perjalanan. Jangan sentuh kerutan tersebut untuk menjadi muda, agar wajahmu terlihat muda. Yang penting adalah seluruh kepribadian; hati yang penting, dan hati tetap dengan masa muda dari anggur yang baik – semakin tua semakin baik.

 

Kehidupan dalam daging kita yang fana adalah kenyataan yang indah yang “belum selesai”, seperti karya seni tertentu yang memberikan daya tarik unik justru karena ketidaklengkapannya. Karena kehidupan di bawah sini adalah "permulaan", bukan penggenapan. Kita datang ke dunia seperti ini, seperti orang sungguhan, seperti orang yang bertambah tua tetapi selalu nyata. Tetapi kehidupan dalam daging kita yang fana adalah ruang dan waktu yang terlalu kecil untuk menjaganya tetap utuh dan memenuhi dalam waktu dunia bagian yang paling berharga dari keberadaan kita. Yesus berkata bahwa iman, yang menyambut pemberitaan injili tentang kerajaan Allah yang menjadi tujuan kita, mengandung dampak utama yang luar biasa. Iman memampukan kita untuk “melihat” kerajaan Allah. Kita menjadi mampu untuk benar-benar melihat banyak tanda perkiraan harapan kita akan penggenapan, akan apa yang membawa dalam hidup kita tanda ditakdirkan untuk kekekalan dalam Allah.

 

Tandanya adalah kasih injili yang diterangi oleh Yesus dalam banyak cara. Dan jika kita dapat “melihat” tanda tersebut, kita juga dapat “masuk” ke dalam kerajaan Allah melalui jalan Roh melalui air yang melahirkan kembali.

 

Usia tua adalah kondisi yang diberikan kepada banyak dari kita di mana mukjizat kelahiran dari atas ini dapat dibaurkan dengan erat dan dipercayakan kepada komunitas manusia. Usia tua tidak menyampaikan nostalgia untuk kelahiran tepat waktu, tetapi kasih untuk tujuan akhir kita. Dalam sudut pandang ini, usia tua memiliki keindahan yang unik – kita sedang melakukan perjalanan menuju Kekekalan. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk kembali ke rahim ibu mereka, bahkan menggunakan pengganti teknologi dan konsumeristiknya. Ini bukan kebijaksanaan; ini bukan perjalanan yang telah dicapai; ini buatan. Hal tersebut akan menyedihkan, bahkan jika memungkinkan. Orang tua bergerak maju; perjalanan orang tua menuju tujuan akhir, menuju surga Allah; perjalanan orang tua dengan kebijaksanaan pengalaman hidup. Usia tua, oleh karena itu, adalah waktu khusus untuk memisahkan masa depan dari khayalan teknokratis tentang kelangsungan hidup biologis dan robotik, terutama karena membuka kita kepada kelembutan rahim Allah yang kreatif dan generatif. Saya ingin menekankan kata ini di sini – kelembutan orang tua. Perhatikan bagaimana seorang kakek atau nenek memandang cucu-cucu mereka, bagaimana mereka memeluk cucu-cucu mereka – kelembutan itu, bebas dari segala kesusahan manusia, yang telah menaklukkan cobaan hidup dan mampu memberikan cinta kasih dengan bebas, kedekatan penuh kasih antara satu orang dengan orang lain. Kelembutan ini membuka pintu untuk memahami kelembutan Allah. Seperti inilah Allah, Ia tahu bagaimana merangkul. Dan usia tua membantu kita memahami aspek Allah yang lembut ini. Usia tua adalah waktu khusus untuk memisahkan masa depan dari khayalan teknokratis, usia tua adalah waktu kelembutan Allah yang menciptakan, menciptakan jalan bagi kita semua.

 

Semoga Roh memberi kita pembukaan kembali perutusan rohani – dan budaya – usia tua ini yang mendamaikan kita dengan kelahiran dari atas. Ketika kita memikirkan usia tua seperti ini, kita dapat mengatakan – mengapa budaya menyingkirkan ini memutuskan untuk menyingkirkan orang tua, menganggap mereka tidak berguna? Orang tua adalah pembawa pesan masa depan, orang tua adalah pembawa pesan kelembutan, orang tua adalah pembawa pesan kebijaksanaan pengalaman hidup. Marilah kita bergerak maju dan memperhatikan orang tua.

 

[Sapaan Khusus]

 

Saya menyapa para peziarah dan para pengunjung berbahasa Inggris yang ambil bagian dalam Audiensi hari ini, terutama mereka yang berasal dari Inggris, Filipina, dan Amerika Serikat. Saya menyampaikan salam khusus kepada banyak kelompok siswa yang hadir. Atasmu dan keluargamu, saya memohonkan sukacita dan damai Tuhan kita Yesus Kristus. Allah memberkati!

 

[Ringkasan dalam Bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]

 

Saudara-saudari terkasih : Dalam katekese lanjutan kita tentang makna dan nilai usia tua dalam terang sabda Allah, sekarang kita membahas kata-kata yang diucapkan Yesus kepada Nikodemus : “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, - oleh air dan Roh Kudus - ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yoh 3:3). Kelahiran kembali secara rohani ini tidak meniadakan atau mengurangi nilai keberadaan duniawi kita, tetapi mengarahkannya menuju penggenapan tertingginya dalam kehidupan kekal dan sukacita surga. Zaman kita, dengan pengejaran gila-gilaan terhadap mitos awet muda, perlu mempelajari kembali kebenaran ini dan melihat setiap zaman kehidupan sebagai persiapan untuk kebahagiaan kekal yang untuknya kita diciptakan. Yesus memberitahu Nikodemus, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (ayat 16). Orang tua, melalui iman, kebijaksanaan dan pengalaman mereka, dapat memberikan kesaksian yang meyakinkan akan kehadiran kerajaan Allah di tengah-tengah kita dan makna otentik keberadaan kita di bumi untuk mencicipi “awet muda” yang sesungguhnya yang menunggu kita dalam ciptaan baru yang diresmikan oleh Kristus dan Roh Kudus-Nya.

_____

 

(Peter Suriadi - Bogor, 8 Juni 2022)