Rabu, 27 Februari
2013, Paus Benediktus XVI merayakan audiensi umumnya yang terakhir. Di Lapangan Santo Petrus, yang
penuh sesak dengan puluhan ribu orang yang ingin mengucapkan selamat berpisah,
Paus mengatakan: "Terima
kasih atas kedatangan dalam jumlah besar pada audiensi umum saya yang terakhir. Terima kasih, saya benar-benar tergerak hati! Dan saya
melihat Gereja hidup! Saya pikir kita juga
harus berterima kasih kepada Sang
Pencipta untuk cuaca indah yang
Dia berikan kepada kita sekarang, bahkan di musim dingin". Berikut adalah teks lengkap kata-kata Bapa Suci :
MOTU PROPRIO “NORMAS NONNULL" : ATURAN BARU TENTANG TAKHTA LOWONG DAN KONKLAF
Paus Benediktus XVI telah mengeluarkan surat apostolik yang disebut motu proprio (kata Latin untuk "atas prakarsa sendiri"). Motu proprio yang
berjudul “Normas Nonnull” (= beberapa norma) itu membahas beberapa perubahan
aturan tentang pemilihan Paus, Uskup Roma, terutama yang berkenaan dengan
masa sede vacante (= takhta lowong). Motu proprio “Normas
Nonnull” menggantikan beberapa paragraf dari Konstitusi Apostolik “Universi Dominici Gregis” yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II, pada tanggal 22 Februari 1996.Berikut adalah teks lengkap “Normas Nonnull” tersebut :
WEJANGAN ANGELUS TERAKHIR PAUS BENEDIKTUS XVI 24 Februari 2013
Tuhan sedang memanggilku untuk mendaki gunung
Saudara
dan saudariku yang terkasih!
Terima
kasih atas kasih sayang Anda!
Hari
ini, Hari Minggu Prapaskah II, kita mendapati Injil yang sangat indah dan
istimewa, yaitu transfigurasi Tuhan. Penginjil Lukas secara khusus menekankan
kenyataan bahwa Yesus berubah rupa ketika Ia berdoa: Tranfigurasi Yesus adalah
pengalaman hubungan dengan Bapa yang sangat mendalam selama semacam retret rohani
di sebuah gunung yang tinggi bersama-sama dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, tiga
murid yang selalu hadir di saat-saat peristiwa ilahi Sang Guru (Luk 5:10;8:51;9:28).
Tuhan, yang beberapa saat sebelumnya meramalkan kematian dan kebangkitan-Nya
(Luk 9:22), menawarkan kepada murid-murid-Nya antisipasi kemuliaan-Nya. Dan juga
dalam transfigurasi, seperti dalam baptisan, suara Bapa surgawi berkumandang
kembali: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!"(Lukas
9:35). Kehadiran kemudian Musa dan Elia, yang mewakili Hukum dan para nabi
Perjanjian Lama, sangat penting: seluruh sejarah perjanjian diperintahkan
kepada Dia, Kristus, yang menyelesaikan sebuah "eksodus" baru (Luk
9:31 ), bukan ke tanah perjanjian seperti pada zaman Musa, namun menuju surga.
Kata-kata Petrus: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini” (Luk
9:33), mewakili upaya mustahil untuk membekukan pengalaman mistik yang demikian.
Santo Agustinus berkomentar: "[Petrus] ... di gunung ... mendapati Kristus
sebagai makanan jiwanya. Mengapa ia ingin turun untuk kembali berpayah-payah
dan menderita sementara di sana ia penuh perasaan kasih suci bagi Allah yang
mengilhaminya kepada tindakan suci?" (Khotbah 78,3: PL 38.491).
SAKRAMENTALI
Sakramentali
ialah tanda-tanda suci, yang memiliki
kemiripan dengan sakramen-sakramen dan menandakan kurnia-kurnia, terutama yang
bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja (bdk SC 60).
Istilah sakramentali muncul pada abad XII (pada tulisan Petrus Lombardus), bersamaan
dengan pembakuan istilah sakramen bagi ketujuh ritus Gereja.
WEJANGAN ANGELUS PAUS BENEDIKTUS XVI PADA HARI MINGGU PRAPASKAH I, 17 Februari 2013
![]() |
Paus Benediktus XVI menyambut umat setelah Doa Angleus dari jendela apartemennya yang menghadap Lapangan Santo Petrus, 17 Februari 2013 |
"Kita bergabung dengan-Nya dan kita mohon kepada-Nya untuk memberikan kita kekuatan untuk memerangi kelemahan kita"
Saudara
dan saudari terkasih!
Hari
Rabu yang lalu, dengan tradisi penerimaan Abu, kita masuk ke dalam Masa
Prapaskah, sebuah masa pertobatan dan penebusan doa dalam mempersiapkan Paskah.
Gereja, yang merupakan bunda dan guru, memanggil semua anggotanya untuk
memperbaharui diri mereka secara rohaniah, untuk mengarahkan kembali diri
mereka kepada Allah, penyangkalan kesombongan dan egoisme demi menjalani hidup
dalam kasih. Dalam Tahun Iman ini Paskah adalah masa yang tepat untuk menemukan kembali iman akan Allah
sebagai patokan dasar dari hidup kita dan hidup Gereja. Hal ini selalu berarti
pergumulan, sebuah pertempuran rohaniah, karena roh jahat dengan sendirinya menentang
penyucian kita dan berusaha memalingkan kita dari jalan menuju Allah. Untuk
itulah mengapa setiap tahun pada Hari Minggu Prapaskah I Injil yang mengisahkan
tentang percobaan Yesus di padang gurun dibacakan.
HOMILI PAUS BENEDIKTUS XVI PADA MISA RABU ABU 13 Februari 2013
Saudara-saudara
yang terhormat,
Saudara
dan saudari yang terkasih!
Hari
ini, Rabu Abu,
kita mengawali sebuah perjalanan Prapaskah yang baru, sebuah perjalanan yang berlangsung selama empat puluh hari,
dan membimbing kita menuju sukacita Paskah, kemenangan kehidupan
atas kematian. Mengikuti tradisi
Prapaskah Romawi kuno stationes, kita telah berkumpul untuk
perayaan Ekaristi. Tradisi mengatakan bahwa statio pertama sebaiknya berlangsung di Basilika Santa Sabina di Bukit Aventina. Tradisi telah menyarankan maka kita berkumpul di Basilika Santo Petrus. Malam ini kita
dalam jumlah besar berada
di sekitar makam Rasul
Petrus, juga untuk memohon pengantaraannya bagi perjalanan Gereja dalam saat istimewa ini, memperbaharui iman
kita dalam Gembala Agung, Kristus Tuhan. Bagi saya
ini adalah kesempatan yang baik untuk berterima kasih kepada setiap orang, terutama umat Keuskupan
Roma, karena saya mempersiapkan diri untuk mengakhiri jabatan saya sebagai penerus
Santo Petrus, dan memohonkan sebuah kenangan khusus dalam doa.
BOLEHKAH SEORANG PAUS MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATANNYA?
![]() |
Surat pengunduran diri Paus Benediktus XVI dalam Bahasa Latin |
Sepanjang sejarah kepausan pada umumnya tugas
kegembalaan seorang Paus berakhir sampai pada hari kematiannya. Namun, selalu
ada kemungkinan bagi seorang Paus untuk mengundurkan diri sebelum ia meninggal
dunia. Hal tersebut diatur dalam Hukum Gereja Kanon 332 § 2 : "Apabila
Paus mengundurkan diri dari jabatannya, untuk sahnya dituntut agar pengunduran
diri itu terjadi dengan bebas dan dinyatakan semestinya, tetapi
tidak dituntut bahwa harus diterima oleh siapapun". Dengan
kata lain, karena Paus adalah pimpinan tertinggi, pengganti Santo Petrus, yang
utama di antara para Rasul (Uskup), maka pengunduran dirinya tanpa perlu
disetujui siapapun. Meskipun demikian, kendatipun ketika paus mengundurkan diri
tidak membutuhkan persetujuan seorang pun, tapi dalam prakteknya, informasi
pengunduran diri diinformasikan kepada Dewan Kardinal sebagai yang mempunyai
kewenangan untuk mendapatkan informasi pengunduran diri tersebut. Dari
catatan sejarah kepausan, hanya ada seorang Paus sebelum Benediktus XVI yang
secara bebas mengundurkan diri jabatannya, yaitu Paus Selestinus V
(1294-1296). Alasan-alasan pengunduran diri seorang Paus biasanya karena usia,
kesehatan, atau alasan-alasan berat lainnya (moral, politik, dsb).
PESAN PAUS BENEDIKTUS XVI PADA HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-21 PADA 11 FEBRUARI 2013
“PERGILAH
DAN PERBUATLAH DEMIKIAN!”
- Pada tanggal 11 Februari 2013, peringatan liturgi Bunda Kita dari Lourdes, Hari Orang Sakit Sedunia ke-21 akan sungguh-sungguh dirayakan di tempat ziarah Maria Altötting. Hari ini mewakili bagi orang sakit, bagi pekerja perawatan kesehatan, bagi orang beriman dan bagi semua orang yang berkehendak baik "suatu saat istimewa untuk berdoa, berbagi, memanjatkan penderitaan seseorang demi kebaikan Gereja, dan suatu panggilan bagi semua orang untuk mengenali dalam sosok saudara dan saudari mereka yang menderita Wajah Kudus Kristus, yang, dengan penderitaan, kematian dan kebangkitan telah menyebabkan keselamatan umat manusia" (Yohanes Paulus II, Surat untuk Lembaga Hari Orang Sakit Sedunia, 13 Mei 1992, 3). Pada kesempatan ini saya merasa sangat dekat dengan Anda, sahabat-sahabat terkasih, yang berada di pusat-pusat perawatan kesehatan atau di rumah, yang sedang menjalani masa pencobaan karena sakit dan penderitaan. Semoga kalian semua akan ditopang oleh kata-kata menghibur para Bapa Konsili Vatikan II: "Kamu tidak sendirian, terpisah, ditinggalkan atau tidak berguna. Kamu telah dipanggil oleh Kristus serta adalah hidup dan rupa-Nya yang jelas" (Pesan bagi Orang Miskin, Sakit dan Menderita).
MAKNA SIMBOLIK PEMBAPTISAN
Memang harus diakui, kalau baptisan dilakukan dengan mencelupkan sebagian besar atau bahkan seluruh tubuh manusia ke dalam air, maka lambang dan makna baptisan akan nampak lebih jelas. Dengan menenggelamkan seluruh tubuh orang ke dalam air, sakramen baptis akan lebih nampak sebagai “kematian” orang bersama dengan Kristus (bdk. Rm 6:3-4; Kol 2:12). Dibaptis berarti ditenggelamkan dalam kematian bersama Kristus. Namun tidak boleh disimpulkan bahwa penenggelaman merupakan satu-satunya cara yang sah! Demi alasan praktis, baptisan cara Katolik hanya mewajibkan orang untuk mengucurkan air alami bersih ke atas dahi orang dengan rumusan : “NN, aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Yang penting adalah air sebagai lambang pembasuhan jiwa dan pencurahan Roh Kudus, bukan banyaknya air itu atau cara orang dicuci dengan air.
MARIA BUNDA ALLAH DAN BUNDA GEREJA
Apakah
Allah punya ibu? Dalam arti apakah Maria itu disebut Bunda Allah? Bagaimana
sebenarnya duduk perkaranya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tetap menjadi
suatu tanda tanya besar bagi umat Katolik yang mau meningkatkan devosi mereka
kepada Bunda Maria. Apalagi kadang kala devosi umat Katolik melewati batas
wajar, seolah-olah Maria menyingkirkan Yesus, bahkan Allah sendiri. Padahal
Maria, seperti digambarkan Perjanjian Baru, mengaku dirinya adalah hamba Allah yang hina dina (Luk 1:38,48).
PESAN PAUS BENEDIKTUS XVI UNTUK MASA PRAPASKAH 2013
![]() |
Paus Benediktus XVI |
"Percaya dalam amal
membangkitkan amal"
“Kita telah mengenal dan telah percaya
akan kasih Allah kepada kita” (1 Yoh 4:16)
Saudara dan
saudariku terkasih,
Perayaan Prapaskah, dalam konteks Tahun Iman, menawarkan
kita kesempatan berharga untuk
merenungkan hubungan antara iman
dan amal: antara percaya dalam Allah - Allah dari Yesus
Kristus - dan amal, yang merupakan buah dari Roh Kudus dan yang menuntun kita
di jalan pengabdian kepada Allah dan sesama.